kali ini kita masih akan berkutat di Negara Beruang Merah.. yah.. apa boleh buat jika kita membicarakan teknonogi militer negara ini se akan tidak ada habisnya.. untuk artikel selanjutnya admin akan mengulas mengenai pesawat tak berawak bernama ORION.. nah.. jangan di kira nama tersebut identik dengan nama merek mesin air pabrikan jepang heheehe..
Kronstadt Tecnologies baru baru ini memamerkan prototipe pesawat udara tak berawak kelas menengah atau disingkat MALE (Medium Altitude Long Edurance) pertama buatan Rusia yang dipamerkan pada acara MAKS 2017. Orion memiliki desain eksternal yang mirip dengan UAV Produksi Thales Amerika (MQ9 Reaper) meskipun sebenarnya banyak perbedaannya.
 |
| FOTO ORION-E |
Pesawat ini mempunyai lebar sayap 16 meter dan Panjang 8 Meter bukan tanpa alasan Rusia membuat seperti itu dengan rasio sayap yang lebih panjang Orion mampu terbang dengan ketinggian maksimal 7.500m dan memiliki jarak tempuh 250km/jam. Orion juga mampu lepas landas dan mendarat secara otomatis dengan memanfaatkan sinyal dari satelit Glonass, untuk pendarata pesawat ini memiliki tiga roda pendarat yang dapat di tarik ke badan pesawat sedangkan pada bagian ekor megadopsi gaya (V) yang berfungsi sebagai penstabil vertikal dan horizontal.
Orion memiliki bobot 1 Ton termasuk muatan hingga 200 Kg untuk menyesuaikan ukuran tubuhnya, Russia membekalinya dengan mesin Saturn Turboprop 30MT berdaya geber 100 Hp, dan mampu terbang selama 24 Jam. mesin jenis yang sama juga digunakan pada DRDO Tapas UAV India hasil jointstrike dengan Rusia.
Orion dapat di konfigurasi untuk membawa berbagai muatan mulai dari kamera infra merah (FLIR) serta kamera resolusi tinggi ditempatkan di dagu Pesawat sedangkan Radar Aperatur Sintetis yang di tempatkan pada bagian tengah pesawat
Menurut Kronstadl, Orion ini di tujukan untuk pasar ekspor dan diharapkan akan siap pada tahun 2020, versi yang lebih mampuni dan lebih kuat (5-7 Ton) juga direncanakan akan dikembangkan .|||0|||0
No comments:
Post a Comment