Pemberian nama khas Kalimantan Selatan kepada tiga buah KRI adalah bentuk penghormatan atas perjuangan masyarakat Kalsel di masa kemerdekaan termasuk dibawah pimpinan Kepala Divisi IV ALRI wilayah Kalimantan Brigjend TNI (alm) Hasan Basri.
Pemberian nama itu juga sebagai wujud nyata menyatunya jajaran TNI AL dengan masyarakat di provinsi setempat, Tiga buah KRI yang diberi nama khas Kalsel yakni KRI Banjarmasin 592, KRI Lambung Mangkurat 374, dan KRI Hasan Basri 382 siap dioperasikan untuk menjaga keamanan laut wilayah timur Indonesia.
Selain pemberian nama khas kalimantan diharapkan dapat memotivasi generasi muda untuk menjadi pelaut handal, terutama sebagai perajurit TNI-AL, yang mampu mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena sebagian besar kawasan negara kita terdiri dari laut.
KRI BANJARMASIN 592 Kelas LPD
KRI Banjarmasin (592) adalah kapal ke-3 jenis LPD yang dua kapal jenis ini sebelumnya dibuat di Daesun Shipbuildings & Engineering Co. Ltd, Korea Selatan, dan sekarang dibuat di PT. PAL Indonesia, Surabaya. Kapal ini dirancang sebagai kapal pendukung operasi amfibi, yang memiliki kemampuan mengangkut pasukan pendarat berikut kendaraan tempur beserta kelengkapannya. Kapal ini juga mampu mengangkut 5 buah helikopter (3 di geladak heli, 2 di hanggar). Selain sebagai kapal tempur, kapal yang berteknologi desain semi-siluman ini juga berfungsi untuk operasi kemanusiaan serta penanggulangan bencana alam.
Pemberian nama itu juga sebagai wujud nyata menyatunya jajaran TNI AL dengan masyarakat di provinsi setempat, Tiga buah KRI yang diberi nama khas Kalsel yakni KRI Banjarmasin 592, KRI Lambung Mangkurat 374, dan KRI Hasan Basri 382 siap dioperasikan untuk menjaga keamanan laut wilayah timur Indonesia.
Selain pemberian nama khas kalimantan diharapkan dapat memotivasi generasi muda untuk menjadi pelaut handal, terutama sebagai perajurit TNI-AL, yang mampu mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena sebagian besar kawasan negara kita terdiri dari laut.
KRI BANJARMASIN 592 Kelas LPD
KRI Banjarmasin 592 Kelas LPD |
Dua kapal LPD pertama yakni KRI Makasar-590 dan KRI Surabaya-591 dibuat pabrik Korea Selatan, Daewoo International Corporation, dan diserahkan kepada TNI AL tahun silam. Sejatinya, kapal LPD ke-3 ini juga dipesan Indonesia dari Dae Sun Shipbuilding (DSS), Korea Selatan. Tetapi pengerjaannya dibuat di galangan kapal PT PAL dengan pengawasan tenaga ahli dan peralatan dari DSS. Pembuatan LPD KRI Banjarmasin 592 ini merupakan transfer of technology kepada industri strategis nasional.
Dari sisi performannya kapal produksi Surabaya ini mengalami peningkatan kwalitas bila di bandingkan dengan dua kapal LPD sebelumnya yang di bangun di Korea Selatan. Penyempurnaan tersebut di sesuaikan dengan kebutuhan operasional TNI-AL antara lain:
- Daya angkut helikopter dari 3 buah menjadi 5 buah.
- Kecepatan kapal dari 15 knots menjadi 15,4 knots
- Bentuk bangunan atas ”stealth design” yang dapat mengurangi ”Radar Cross Section” sehingga tidak mudah ditangkap radar musuh.
- Getaran kapal sangat rendah sehingga menambah kenyamanan crew kapal dalam pelayaran.
- Kapal ini dipersenjatai dengan 1 unit kaliber 57 mm dan 2 unit kaliber 40 mm
- Dapat dipasangi senjata unit kaliber 100 mm dan dilengkapi ruang khusus untuk sistem kendali senjata (fire control system), yang memungkinkan kapal mampu melaksanakan pertahanan diri.
KRI Banjarmasin-592 sendiri merupakan kapal LPD standar yang memiliki panjang 125 meter, lebar 22 meter, berat 7.300 ton. Kapal perang yang dapat melaju maksimal hingga 15,4 knot ini mampu mengangkut (344 - 592) personel, 13 unit tank, 2 unit Landing Craft Vehicles, 5 unit helikopter. Kapal ini juga dipersenjatai dengan 1 unit kaliber 57 mm dan 2 unit kaliber 40 mm.
KRI Banjarmasin-592 dikomandani oleh Letkol Laut (P) Jalesyamca Jayamahe, diawaki 132 personel serta 10 personel pengasuh taruna Akademi Angkatan Laut.
KRI HASAN BASRI & KRI Lambung Mangkurat |Kelas Parchim
KRI Hasan Basri dan KRI Lambung Mangkurat merupakan kapal perang Indonesia dari jenis korvet. Kapal ini termasuk kapal korvet kelas Parchim dengan kode Pakta Warsawa Project 133.1. Kapal ini didesain untuk peperangan anti kapal selam diperairan dangkal/pantai. Kapasitas kapal ini bisa menampung sebanyak 20 hingga 59 orang anak buah kapal.
KRI Hasan Basri 382 |
KRI Lambung Mangkurat 374 |
Desain kapal:
Bobot: 793 ton standard, 854 ton beban penuh
Panjang: 75.2 m
Lebar: 9.8 m
Draught: 2.73 m
Masin: 3 shaft M504 Diesel, 14,250 hp
Kecepatan: 24.7 knot
Jarak: 2100 nm pada 14 knot
Kru - 57 -60 personel
Persenjataan (Versi Jerman Timur) :
2 - SA-N-5 SAM/Strela
2 - 57 mm gun (1x2)
2 -30mm gun (1x2) or 1 - AK-630
2 - RBU-6000 -peluncur roket anti kapal selam
4 - 400 mm tabung torpedo
60 – ranjau
Radar kapal ini menggunakan type MR-302/Strut Curve yang bisa digunakan untuk pencarian sasaran di permukaan dan di udara yang dipadukan dengan sistem kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cop. Kedua alat itu bekerja secara bersamaan dalam men-scan area diudara maupun dipermukaan. Kapal antikapal selam (AKS) ini juga dilengkapi dengan sonar aktif berfrekuensi sederhana di badan kapal dari jenis MG-322T.
SedangPK-16 decoy RL yang bisa diluncurkan dalam mode ganggu (distraction) atau menarik (seduction) untuk mengelabui rudal musuh. Selain itu ia juga mempunyai sistem pemantau Watch Dog intercept.
Kapal ini mempunyai tiga mesin disel yang dihubungkan dengan tiga gandar bagi menghasilkan tenaga sebesar 14,250 bhp, dengan kecepatan beroperasi 24 nm.
KRI Hasan Basri yang dikomandani Mayor Laut (P) Bagus Badari Amarullah sedangkan KRI Lambung mangkurat di komandani oleh Mayor Laut (P) Awang Bawono dengan diawaki masing masing 57-60 awak kapal. |||0|||0 to Download