Diselenggarakannya KTT APEC di Nusa dua Bali, membuat Indonesia harus bekerja exstra dalam mengamankan konfrensi tingkat tinggi ini, tak tanggung tanggung seluruh peralatan canggih yang dipunyai turut disertakan, berikut adalah sebagian Kapal Perang yang dipercaya mengamankan KTT APEC.
|
Gambar KRI Slamet Riyadi 352 |
FREGAT KRI SLAMET RIYADI 352
Kapal perang jenis KRI Slamet Riady adalah salah satu kapal termodern yang dimiliki TNI AL, KRI Slamet Riyadi bernomer lambung 352. Kapal ini merupakan kapal perang Perusak Kawal Berpeluru Kendali yang di punyai TNI AL. KRI Slamet Riyadi memiliki berat 2.940 ton. Dengan dimensi 113,42 meter x 12,51 m x 4,57 m. Ditenagai oleh mesin diesel 2 x Caterpillar CAT DITA 3616, Reintjes WAV 1000 @16,000 shp sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 28,5 knot. Diawaki oleh maksimal 180 pelaut.
KRI Slamet Riyadi dipersenjatai dengan 8 peluru kendali permukaan ke permukaan C-802, 4 peluru kendali permukaan ke udara jenis Mistral dalam peluncur Simbad laras ganda sebagai pertahanan anti serangan udara, 1 Meriam OTO-Melara 76/62 compact berkaliber 76 mm (3 inchi) dengan kecepatan tembakan 85 rpm, jangkauan 16 km untuk target permukaan dan 12 km untuk target udara. 2 Senapan mesin 12,7 mm , 12 Torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324 mm, 3 tabung) dengan jangkauan 11 km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal selam dan kapal permukaan. Serta Memiliki dek untuk 1 helikopter NBO-105 atau NAS 332L Super Puma.
|
KRI Oswald Siahaan 354 |
FREGAT KRI OSWALD SIAHAAN 354
Dibangun dari galangan kapal yang sama degan KRI Slamet Riady , KRI Oswald Siahaan (354) juga dilengkapi dengan pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Sea to Air Missile) ) Mistral menggantikan Sea Cat. Pada tahun 2010 dilakukan penggantian senjata rudal yang semula menggunakan rudal 8x Harpoon McDonnel Douglas buatan USA diganti dengan rudal 4x P-800 Oniks Yakhont buatan Rusia. Penggantian ini dilakukan oleh PT PAL
KRI Oswald Siahaan memiliki berat 2,940 ton. Dengan dimensi 113,42 meter x 12,51 meter x 4,57 meter. Ditenagai oleh mesin diesel 2 x SEMT Pielstick 12PA6B, Renk SWUF 98 gearboxes yang mampu menghasilkan tenaga 11800hp setiap mesinnya. Repowering mesin dilakukan pada tahun 2006 oleh PT PAL untuk menggantikan tenaga mesinnya yang semula menggunakan mesin boiler. KRI Oswald Siahaan diperlengkapi radar LW-03 2-D air search, sonar PHS-32. Juga diperlengkapi dengan kontrol penembakan (fire control) M-44 SAM control serta perangkat perang elektronik UA-8/9 intercept. Sebagai pertahanan diri mempunyai 2 peluncur decoy RL. memiliki dek untuk 1 helikopter yang sebelumnya adalah Westland Wasp HAS 1 (kini pensiun) dengan fungsi sebagai heli anti kapal selam. Mungkin kini diganti dengan NBO-105 atau NAS 332L Super Puma.
|
KRI Sultan Hasanudin 366 |
SIGMA KRI SULTAN HASANUDIN 366
KRI Sultan Hasanuddin merupakan sebuah korvet modern yang dibuat oleh galangan kapal Schelde, Belanda yang mulai pada tahun 2005 khusus untuk TNI-AL. KRI Sultan Hasanuddin akan bertugas sebagai kapal patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara. Kapal ini dirancang utnuk menerima sistem modul di berbagai area, hal ini menyebabkan kapal ini mempunyai keluwesan yang tinggi dalam pengaturannya dengan biaya yang rendah. Korvet ini dilengkapi dengan perlengkapan komunikasi dan pertempuran yang lengkap di dalam ruang yang luas untuk menampung akomodasi 80 orang, sebuah dek helikopter dan propulsi diesel propeler ganda.
Sebagai bagian dari armada patroli KRI Sultan Hasanuddin dipersenjatai dengan Peluru kendali darat ke udara dipercayakan MBDA Mistral dalam peluncur Tetral laras 4, Peluru kendali anti kapal: MBDA Excocet MM40 block 2, Kanon utama: Oto-Melara Super rapid kaliber 76 mm, Kanon anti serangan udara: 2 x 20 mm DENEL Vector G12, Torpedo: 3A 244S Mode II/MU 90 dilengkapi dengan 2 peluncur torpedo B515. Sistem Perang: Thales TACTICOS, Radar utama: MW08 3D multibeam surveillance radar, Radar senjata: LIROD Mk2 tracking radar, Data Link: LINK Y Mk2 datalink system, Sonar: Thales Kingklip medium frequency active/passive ASW hull mounted sonar, Elektronik Komunikasi: Thales/Signaal FOCON, Sistem Pengecoh: TERMA SKWS, Platform integrasi utama: Imtech UniMACs 3000 Integrated Bridge System.
|
KRI Frans Kaisiepo |
SIGMA KRI FRANS KAISIEPO 368
KRI Frans Kaisiepo merupakan sebuah korvet yang dibuat oleh galangan kapal Schelde, Belanda dimulai pada tahun 2006 khusus untuk TNI-AL. Bertugas sebagai kapal patroli dengan kemampuan anti-kapal permukaan, anti-kapal selam dan anti-pesawat udara. KRI Frans Kaisiepo dilengkapi dengan torpedo 3A 244S Mode II/MU 90 yang dilengkapi dengan 2 peluncur torpedo tipe B515, Peluru kendali anti kapal: MBDA Exocet varian terbaru MM40 block 2 yang mampu menjangkau target berjarak 180 km. Peluru kendali darat ke udara: MBDA Mistral versi terbaru TETRAL. Meriam utama di posisi A dipasang Oto-Melara 76 mm buatan Italia. Sedangkan kanon ringan tambahan pada posisi B dipasang Auxiliary Gun 2 x 20 mm Vector G12.
Sistem manajemen tempur Thales TACTICOS buatan Thales, sebuah perusahan hi-tech Belanda, spesialis dalam bidang disain dan produksi sistem integral untuk komando dan kontrol, sensor dan komunikasi. Sistem ini dikenal dengan nama Combat Management System (CMS). Keunggulan teknologi yang dikembangkan Thales kini menjadi standar pertahanan NATO. Data Link: LINK Y Mk2 datalink system, Komunikasi elektronik: Thales/Signaal FOCON, Sistem Pengumpan: TERMA SKWS, Platform integrasi utama: Imtech UniMACs 3000 Integrated Bridge System. Kapal kelas sigma ini dilengkapi dua buah mesin diesel V28-33D STC (sequintial turbo charging) diproduksi oleh MAN Diesel (Jerman) berkonfigurasi V 20 silinder.
|
KRI Rencong 622 |
KRI RENCONG 622 (KAPAL CEPAT RUDAL)
KRI Rencong (622) merupakan kapal perang patroli utama Indonesia dari jenis Kapal Cepat Rudal (KCR). Kapal ini dibuat di Galangan kapal Tacoma SY, Masan, Korea Selatan. Kapal ini didesain sebagai kapal serang berkecapatan tinggi , untuk mencapai itu maka badan kapal dibuat dari Aluminium sehingga bisa lebih ringan selain itu untuk mencapai kecepatan tinggi kapal ini dilengkapi dengan mesin gas turbin General Electric LM 1500 selain 2 buah mesin diesel untuk kecepatan rendah. Diharapkan dengan kombinasi ini , kapal mampu mencapai kecepatan 40 knot. KRI Rencong di persenjatai dengan Peluru kendali rudal C-802 buatan SACCADE, Meriam Bofors 57 mm/70, Meriam Bofors 40 mm/70: 1 pucuk, Kanon Penangkis Serangan Udara (PSU) Rheinmetall 20 mm: 2 pucuk, mengenai daya sensor menggunakan Radar MR-302/Strut Curve Radar kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob
|
KRI SInga 651 |
KRI SINGA 651 (KAPAL CEPAT TORPEDO)
Bertugas sebagai elemen pemukul musuh, baik di permukaan maupun bawah permukaan (ASW - Anti Submarine Warfare) termasuk sebagai kapal pendeteksi anti-kapal selam. KRI ini merupakan jenis Kapal Cepat Torpedo (KCT) untuk menghadapi perang di bawah air (Anti Submarine Warfare) yang dilengkapi dengan torpedo berpemandu AEG SUT (Surface & Underwater Target).v Persenjataan Dua tabung peluncur torpedo Ø 533 millimetre (20.98 in), dibekali dengan torpedo berpemandu AEG SUT (Surface & Underwater Target, Satu Meriam Bofors SAK 57/70 berkaliber 57mm, Satu Meriam Bofors SAK 40/70 berkaliber 40mm.Dua kanon Penangkis Serangan Udara Rheinmetall kaliber 20mm
Dalam mendeteksi KRI Singa menggunakan Sonar PHS-32 hull mounted MF, Pengontrol tembakan DR-2000 S3 intercept, Radar permukaan Racal Decca/Signaal Scout, Pengumpan (Countermeasures) Dagie decoy RL. Kapal ini memiliki panjang 58,1 meter, lebar 7,6 meter, dan draught 2,95 m. Pada beban penuh memiliki bobot 445 ton. Memiliki dua mesin diesel MTU 60V 956 TB92 yang memiliki kecepatan maksimal 27 knot dengan daya jelajah 2.200 mil pada kecepatan 27 knot, atau 6.000 mil pada kecepatan 15 knot.
|
KRI Pulau Rupat 712 |
KRI PULAU RUPAT (KAPAL PEMBURU RANJAU)
Kapal ini bisa disebut sebagai kapal pemburu ranjau kelas Tripartite , Sesuai namanya ‘Tripartite,’ kapal ini merupakan hasil kerja kongsi antara 3 negara NATO, yakni Perancis, Belanda dan Belgia, yang jadi andalan Satran Koarmatim (Satuan Kapal Penyapu Ranjau Komando Armada Timur) TNI AL. Sosok kapal penguber ranjau (mine hunter) ini sejatinya bukan ‘barang’ baru lagi di arsenal TNI AL, Tripartite class dibangun oleh galangan GNM (Van der Gessen de Noord Marinebouw BV ) di Albasserdam, Belanda. Lambung kapal ini dibangun dari material khusus yang tidak menimbulkan jejak magnetik, yakni mengadopsi jenis plastik yang diperkuat dengan kaca (glass-reinforced plastic atau GRP). Untuk perangkat buru ranjaunya menggunakan sistem sensor dan processing 1 unit Sonar DUBM, 1 Thales underwater system TSM, side scan sonar, Sonar TSM 2022, 1 SAAB Bofors Double Eagle Mk III Self Propelled Variable Depth Sonar, dan 1 Consilium Selesmar Type T-250/10CM003 Radar. Sedangkan untuk kelengkapan navigasinya menggunakan radar Decca 1229. Untuk jenis ranjau yang bisa dipindai adalah ranjau kontak, ranjau akustik, dan ranjau magnetik. Adapun klasifikasi kemampuan KRI Pulau Rupat sebagai berikut : Rantai Penyapu Ranjau Mekanikal OD3 Oropesa, Penyapu Ranjau Magnetik Fiskars F-82, Penyapu Ranjau Akuatik SA Marine AS 203, Sistem Pemburu Ranjau Ibis V, 2 Sistem Pelupus Ranjau PAP 104 Mk 4, KRI Pulau Rupat dilengkapi dengan 2 pucuk meriam anti-pesawat (PSU) Rheinmetall 20 mm
|
KRI DR SOEHARSO |
KRI DR SOEHARSO (KAPAL RUMAH SAKIT)
KRI DR Soeharso (990) (sebelumnya bernama KRI Tanjung Dalpele (972)) adalah kapal jenis Bantu Rumah Sakit (BRS). Awalnya kapal ini berfungsi sebagai Bantu Angkut Personel (BAP) bernama KRI Tanjung Dalpele (972) Kapal ini berbobot 11.394 ton kosong dan 16.000 ton berisi penuh. Kapal sepanjang 122 meter, lebar 22 m, dan draft 6,7 m ini mempunyai geladak yang panjang dan luas sehingga mampu mengoperasikan dua buah helikopter sekelas Super puma sekaligus. Kapal ini juga dilengkapi sebuah hanggar untuk menampung helikopter satu lagi dan juga melakukan perawatan terhadap helikopter. Sebagai kapal rumah sakit, telah disediakan 1 ruang UGD, 3 ruang bedah, 6 ruang poliklinik, 14 ruang P-jang Klinik dan 2 ruang perawatan dengan kapasitas masing-masing 20 tempat tidur. Kapal ini memiliki 75 anak buah kapal (ABK), 65 staf medis dan mampu menampung 40 pasien rawat inap. Jika dalam keadaan darurat, KRI DR Soeharso juga dapat menampung 400 pasukan dan 3000 penumpang. Dalam fungsinya sebagai kapal angkut, kapal ini mampu mengangkut 14 truk/tank dengan bobot per truk/tank 8 ton, 3 helikopter tipe Super Puma, 2 Landing Craft Unit (LCU) tipe 23 M dan 1 hovercraft. Persenjataan, kapal ini dilengkapi senjata Meriam Bofors SAK 40 mm L/70 1 pucuk, 2 pucuk Kanon Penangkis Serangan Udara (PSU) Rheinmetall 20mm, dan 2 buah senapan Mesin 12,7 mm. Tenaga penggeraknya adalah mesin diesel.
|
KRI Banda Aceh 593 |
KRI BANDA ACEH (LANDING PLATFORM DECK)
KRI Banda Aceh merupakan produksi PT PAL Indonesia jenis Landing Platform Deck (LPD), Kapal ini juga dirancang mengangkut 22 tank, 560 pasukan, 126 awak. Kapal itu juga dpat mengangkut kombinasi 20 truk dan 13 tank. Selain berfungsi untuk memobilisasi pasukan, kapal sepanjang 125 meter x 22 meter ini juga dapat digunakan untuk fungsi operasi militer selain perang (OMSP), seperti membawa logistik ke daerah bencana alam. Intinya, kapal tersebut dapat berfungsi sebagai pengangkut kapal pendarat pasukan, operasi amfibi, pengangkut tank, pengangkut personel, juga untuk operasi kemanusiaan dan penanggulangan bencana serta pengangkut helikopter. Kapal seberat 7.300 ton itu dapat melaju maksimal hingga 15,4 knot dan mampu mengangkut sekitar 300 personel, 13 unit tank, dua unit Landing Craft Vehicles. Sebagai kapal perang, KRI Banda Aceh dipersenjatai dengan satu unit kaliber 57 mm dan dua unit kaliber 40 mm.
|
KRI Pari 849 |
KRI PARI 849 & KRI WELLING KAPAL PATROLI VIPER
KRI Pari-849 merupakan KRI jenis patrol craft (PC) 43, buatan dalam negeri oleh putra-putri bangsa Indonesia di galangan PT. Palindo Marine Shipyard, Batam. Sedangkan KRI Welling buatan Fasharkan (Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan) TNI AL Jakarta
Sesuai dengan fungsi asasinya KRI Pari-849 dan KRI Welling 820 dirancang untuk melaksanakan tugas sebagai “kapal patroli terbatas” yang mampu melaksanakan operasi baik secara tunggal maupun bersama-sama dengan kapal tipe sejenis yang didukung dengan sistem Sewaco dan Platform yang cukup handal, sehingga mampu melaksanakan tugas-tugas operasi laut yang diembannya. Selain itu, KRI Pari-849 mampu melaksanakan fungsi tambahan dalam menyelenggarakan Patroli Keamanan Laut, Bantuan Tembakan Kapal dan Raid Amphibi. Kapal patroli cepat PC-43 ini memiliki spesifikasi panjang 43 meter, lebar 7,4 meter, bobot 250 ton, dengan kecepatan maksimal 27 knot, kecepatan jelajah 25 knot, dan kecepatan ekonomis 22 knot. Dilengkapi dengan persenjataan meriam 20 mm di geladak haluan dan dua mitraliur 12,7 mm di deck navigasi. Selain itu, kapal ini memiliki ketahanan (endurance) dalam kemampuan berlayar selama lima hari.
|
KRI SURA |
KRI SURA 802 (KAPAL PATROLI)
KRI
Sura adalah kapal patroli jenis FPB-57 generasi pertama bikinan PT.PAL,
Kapal ini mempunyai panjang 57 meter dan berat sekitar 400 ton, senjata
dari kapal ini adalah kanon dan senapan mesin. KRI Sura (802) adalah
kapal patroli milik TNI AL. KRI Sura adalah kapal FPB-57 generasi
pertama bikinan PT.PAL yang disebut FPB57 Nav I, generasi terbaru
dinamakan FPB57 Nav V yang diperkenalkan pada tahun 2000 (KRI Todak).
KRI Sura sendiri diresmikan pada tahun 1993 setahun setelah saudaranya
KRI Pandrong (801) diresmikan.Kapal yang mempunyai 49 awak kapal ini
mempunyai ukuran 58.1 m x 7.62 m x 2.73 m ( 190.6 kaki x 25 kaki x 9
kaki).Kecepatan maksimum 28.1 knot dan berbobot penuh 425 ton.
|
KRI Kakap 811 |
KRI Kakap-811 (KAPAL PATROLI)
KRI
Kakap (811) merupakan kapal patroli TNI-AL. KRI Kakap adalah kapal
jenis FPB-57 generasi pertama buatan Lurssen, Vegesack, Jerman.
Pemesanan kapal ini disertai perjanjian untuk membuat kapal selanjutnya
di PT. PAL. Kapal yang mempunyai 49 awak kapal ini mempunyai ukuran 58.1
m x 7.62 m x 2.73 m ( 190.6 kaki x 25 kaki x 9 kaki). Meriam utama
kapal perang KRI Kakap ini adalah meriam tunggal 40 mm serta dua senapan
mesin 7.62 mm. KRI Kakap juga mempunyai sistem DR200S bagi pertahanan
terhadap peluru kendali. KRI Kakap dilengkapi dengan dek penerbangan dan
hangar di bagian belakang untuk helikopter sekelas NBO-105. Kapal ini
juga dilengkapi dengan radar. Kapal KRI Kakap mempunyai dua mesin disel
yang menghasilkan 8,260 bhp secara bersamaan dengan dua buah
baling-baling, kapal ini mampu melaju sampai kecepatan 28.1 mil
nautikal.
|
KRI Cakra 401 |
KRI CAKRA 401 (SUBMARINE)
KRI Cakra (401) merupakan kapal pertama dalam jenis Kapal selam kelas Cakra. Kapal ini merupakan kapal kedua yang menyandang nama Cakra dalam jajaran TNI AL. Kapal pertama merupakan KRI Tjakra (ejaan lama) salah satu dari 12 kapal selam kelas Tjakra buatan Russia (Kapal Selam Kelas Whiskey) yang di scrap tahun 70-an.
Tenaga digerakan oleh motor listrik Siemens jenis low-speed disalurkan langsung (tanpa gear pengurang putaran) melalui sebuah shaft ke baling-baling kapal. Total daya yang dikirim adalah 5000 shp (shaft horse power), tenaga motor listrik datang dari baterai-baterai besar yang beratnya sekitar 25% dari berat kapal, baterai dibuat oleh Varta (low power) dan Hagen (Hi-power). Tenaga batere diisi oleh generator yang diputar 4 buah mesin diesel MTU jenis supercharged. Senjata terdiri dari 14 buah terpedo buatan AEG , diincar melalui periskop buatan Zeiss yang diletakan disamping snorkel bikinan Maschinenbau Gabler
|||0|||0