Angkatan Laut Amerika Serikat baru baru ini telah berhasil meluncurkan pesawat mata-mata tak berawak dari sebuah Kapal Selam Nuklir tanpa muncul ke permukaan seperti layaknya peluncuran rudal balistik. Dengan berhasilnya ujicoba ini merupakan suatu terobosan / inovasi terbaru dalam meningkatkan kemampuan mata-mata militer Amerika Serikat baik dalam hal misi intelijen (intelligence), pengawasan (surveillance) dan pengintaian (reconnaissance) atau yang biasa disingkat “ISR”.
Foto Drone XFC UAS(experimental FullCell Unmanned Aerial System) |
Pesawat mata-mata tersebut di berinama XFC UAS (eXperimental Fuel Cell Unmanned Aerial System) dikembangkan oleh US Naval Research Laboratory ( NRL ) bermarkas di Bahama dan di ujicoba pertama kali pada kapal selam nuklir kelas SSN Los Angles. Bahkan NRL mengklaim dalam penyelesaian drone XFC hanya membutuhkan waktu kurang dari enam tahun dengan capaian efisiensi biaya yang signifikan dibandingkan dengan program sebelumnya yang memakan waktu minimal 10 tahun dengan biaya yang tidak sedikit.
Drone XFC di desain menggunakan konfigurasi sayap lipat-X, seperti layaknya rudal pada umumnya hal ini difungsikan untuk mendukung penyebaran udara yang stabil pada saat diluncurkan secara vertikal pada permukaan yang tidak statis (permukaan air) dan sistem operasinya sepenuhnya Otonomus sedangkan untuk bahan bakar Drone XFC seluruhnya menggunakan Listrik yang dibangkitkan dari sel membran proton dengan kemampuan beroperasi pada suhu yang relatif rendah berkisar (<80 º C atau <175 º F) dengan mengkombinasikan panas cahaya matahari , Hidrogen dan oksigen. kemudian dilengkapi dengan Sonar Panel, Radio Detection Finder, GPS Antena dan Kamera pengintai. Wal hasil, Drone XFC mampu beroperasi secara senyap selama 6 Jam.
Drone XFC di desain menggunakan konfigurasi sayap lipat-X, seperti layaknya rudal pada umumnya hal ini difungsikan untuk mendukung penyebaran udara yang stabil pada saat diluncurkan secara vertikal pada permukaan yang tidak statis (permukaan air) dan sistem operasinya sepenuhnya Otonomus sedangkan untuk bahan bakar Drone XFC seluruhnya menggunakan Listrik yang dibangkitkan dari sel membran proton dengan kemampuan beroperasi pada suhu yang relatif rendah berkisar (<80 º C atau <175 º F) dengan mengkombinasikan panas cahaya matahari , Hidrogen dan oksigen. kemudian dilengkapi dengan Sonar Panel, Radio Detection Finder, GPS Antena dan Kamera pengintai. Wal hasil, Drone XFC mampu beroperasi secara senyap selama 6 Jam.
Foto Mekanisme Pelucuran Drone XFC (klik Gambar untuk Memperbesar) |
Dalam mekanisme peluncuran Drone XFC dari kapal selam para ilmuan NRL Amerika menggunakan terobosan terbaru yang dikenal sebagai “Sea Robin”. Sistem peluncuran Sea Robin adalah salah satu teknik peluncuran yang sama persis di gunakan Amerika dalam menembakkan rudal jelajah Tomahawk dari Kapal Selam.
Mekanisme peluncurannya sebagai berikut Drone XFC di muat kedalam sebuah tabung torpedo kosong (Sea Robin) dan di tembakkan dari kapal selam di kedalaman minimal 10 meter, setelah sampai kepermukaan laut sea robin muncul sebagai pelampung Spar yang dilengkapi Electrical Panel. kemudian secara otomatis Sea Robin terbuka barulah sistem peluncuran elektrik dinyalakan untuk membantu peluncuran vertikal dan segera setelah mencapai kecepatan operasi minimum serta ketinggian yang cukup, barulah sayap terbuka untuk terbang secara horizontal, sedangkan sistem distribusi informasi data yang didapat dari Drone akan langsung ditransfer dan dimonitor melalui Kapal selam. Bahkan pada saat di ujicoba Drone XFC mampu di daratkan pada kapal induk Angkatan Laut Amerika .
Pergerakan Drone Setelah Peluncuran |
Dari semua kecanggihan dan Inovasi ini membawa Amerika kepada Top Leader Inovasi teknologi militer dan selangkah lebih maju dari pada musuh bebuyutannya Rusia. III0III0