Gambar M2 Bradley. |
Kalau di Indonesia "Umar Bakrey" identik berprofesi sebagai Guru Pegawai Negeri Sipil, tapi lain hal yang terjadi di Amerika Serikat Nama "Omar Bradley" malah berprofesi sebagai Jendral Besar Angkatan Darat Amerika pada Perang Dunia Ke II yang beragama Islam, inilah yang Menginspirasi Amerika dalam memberikan nama sebuah Tank IFV yang menjadi Pendukung dan penentu kesuksesan Amerika menginvasi Irak pada perang teluk. bersosok mungil namun sangat berarti di medan perang, bukan hanya sebagai alat angkut pasukan tetapi juga mampu memberikan pertempuran dan perlawanan yang setara dengan sebuah Tank Utama (Main Battle Tank).
Tank Bradley termasuk dalam katagori kendaraan tempur Infantri yang mulai di produksi Amerika pada tahun 1960-an untuk menggantikan tank serupa yakni M113 APC. Beradasarkan fungsinya Tank Bradley dibagi dalam dua varian yakni M2 dan M3. Letak perbedaan utamanya adalah mobilitas dan teknis dilapangan. Bradley M2 hanya dikhususkan untuk mobilisasi infantri sedangkan M3 diturunkan untuk melakukan aksi pengintaian dalam memberikan dukungan pada tank utama. Tapi, Secara sistematis Bradlay M2 dan M3 mengusung persenjataan yang sama seperti Meriam M242 “Bushmaster” 25 mm yang yang dapat menembak hingga 200 putaran per menit dengan tingkat akurasi hingga jarak 2500 m tergantung pada amunisi yang digunakan (AP “Armor Piercing” atau HE “High Explosive”) kemudian rudal kembar anti tank TOW di sebuah kompartemen persegi panjang yang mampu menghancurkan tank untuk jangkauan maksimum 3750 m dan Senapan Mesin M240C kaliber 7.62 mm.
Ruangan Dalam Tank M2 Bradley |
Ruangan Dalam M3 Bradley |
Dalam pengoperasiannya Tank Bradley M2 dapat mengangkut tiga awak: seorang komandan, seorang penembak dan seorang sopir, serta enam tentara infantri. Tetapi untuk Tank Bradley M3 hanya diawaki oleh lima orang awak : seorang komandan, seorang sopir, seorang penembak dan 2 orang pengintai atau mengkoordinasikan kepada Tank Utama dan markas komando.
Berbicara daya geber tank ini menggunakan mesin Cummins VTA 903 yang menyemprotkan tenaga 55-66 km/jam dengan jarak jangkau maksimal 480 km.
Selama Perang Teluk, Tank Bradley mampu menghancurkan kendaraan lapis baja Irak lebih dari M1 Abrams, Dua puluh Bradley hancur – tiga diantaranya berasal dari tembakan musuh dan 17 akibat insiden salah tembak; 12 lainnya rusak. Untuk memperbaiki beberapa masalah yang diidentifikasi sebagai faktor dalam insiden salah tembak, panel identifikasi inframerah dan tanda identifikasi ditambahkan ke Bradley. meriam 25mm Bradley terbukti efektif bahkan terhadap tank musuh yang mengusung T-55 .
Dalam Perang Irak, Bradley telah terbukti agak rentan terhadap serangan alat peledak (IED) dan rocket propelled grenade (RPG) terutama RPG-7, tetapi korban hanya sedikit berkat doktrin perang Amerika Serikat yang memperbolehkan kru untuk melarikan diri dengan mengorbankan kendaraan. Pada awal 2006, kerugian tempur keseluruhan termasuk 55 Bradley.
Selain itu Bradley pada awalnya dirancang untuk dapat mengapung dengan membuka tirai pelampung di sekitar kendaraan,namun hal ini menyebabkan beberapa kasus tenggelam karena kegagalan selama percobaan pertama. Namun setelah beberapa kali percobaan akhirnya tank inipun mampu mengapung diatas air bukan hanya itu saja Upgrade Armor dan Baja pelindung setingkat ERA juga menjadi pelengkap kemampuan Tank Bradley.III0III0